Lompat ke konten
Home » Blog » Mari Pahami Apa Saja Klausul ISO 22000 Sebelum Penerapannya

Mari Pahami Apa Saja Klausul ISO 22000 Sebelum Penerapannya

ISO 22000 adalah sistem manajemen yang mengatur mengenai manajemen keamanan pangan. Seperti standar ISO lainnya, terdapat beberapa klausul yang menjelaskan secara lebih lengkap mengenai ketentuan standardisasi yang satu ini. Apabila perusahaan Anda ingin mengimplementasikan ISO 22000, sangat dianjurkan untuk memahami setiap bagian penting dari klausul ini. Silahkan simak penjelasan berikut untuk mengetahui penjelasannya.

10 Klausul ISO 22000 Lengkap dengan Penjelasannya

Secara umum terdapat sepuluh klausul berbeda yang membahas mengenai ISO 22000. Setiap bagian tersebut membahas hal yang spesifik, berikut ini beberapa di antaranya:

iso 22000 klausul lengkap

1. Ruang Lingkup (Scope)

Pertama, klausul ini mendefinisikan penerapan standar ISO 22000:2018, mencakup semua organisasi dalam rantai makanan, dari produsen hingga konsumen.

Tujuannya adalah untuk memastikan produk pangan yang aman, memenuhi regulasi keamanan pangan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan melalui komunikasi yang efektif mengenai isu-isu keamanan pangan.

2. Referensi Normatif (Normative Reference)

Selain itu, ada juga bagian yang mencantumkan dokumen-dokumen penting untuk memahami dan menerapkan ISO 22000.

Referensi ini mencakup standar internasional dan pedoman dari badan regulasi yang relevan, membantu organisasi mengikuti praktik terbaik dan memenuhi persyaratan hukum di bidang keamanan pangan.

3. Istilah dan Definisi (Definition)

Klausul ini menyediakan terminologi spesifik yang digunakan dalam standar untuk memastikan kejelasan dan konsistensi. Dengan mendefinisikan istilah kunci seperti “Bahaya” dan “Titik kendali kritis”, organisasi dapat menghindari kebingungan selama implementasi sistem manajemen keamanan pangan.

4. Konteks Organisasi (Context of Organization)

Klausul ini mengharuskan organisasi untuk memahami konteks internal dan eksternal yang mempengaruhi kemampuan mereka dalam mencapai hasil FSMS. Ini mencakup identifikasi isu-isu relevan dari faktor eksternal dan internal, sehingga organisasi dapat merumuskan strategi efektif untuk mengelola risiko keamanan pangan dan mencapai tujuan mereka.

5. Kepemimpinan (Leadership)

Kemudian, ada klausul yang membahas leadership. Bagian ini menekankan peran manajemen puncak dalam keberhasilan Sistem Manajemen Keamanan Pangan (FSMS). Selain itu, manajemen harus menunjukkan komitmen terhadap FSMS dengan menetapkan kebijakan keamanan pangan yang jelas dan menugaskan peran serta tanggung jawab kepada anggota tim.

Dengan dukungan yang kuat dari manajemen, organisasi dapat menciptakan budaya yang mendukung praktik keamanan pangan.

Baca juga: Pentingnya ISO 22000 dan Implementasinya di Industri Pangan

6. Perencanaan (Planning)

Klausul perencanaan mengharuskan organisasi untuk merencanakan tindakan dalam mengatasi risiko dan peluang terkait keamanan pangan.

Organisasi perlu menetapkan tujuan yang spesifik dan terukur serta merinci langkah-langkah untuk mencapainya, termasuk perencanaan untuk perubahan yang dapat mempengaruhi FSMS. Pendekatan ini membantu organisasi tetap responsif terhadap tantangan di bidang keamanan pangan.

7. Dukungan (Support)

Klausul dukungan membahas sumber daya yang diperlukan untuk implementasi FSMS yang efektif, termasuk sumber daya manusia yang terlatih, infrastruktur yang memadai, dan program pelatihan. Organisasi harus memastikan bahwa staf memahami peran mereka dalam menjaga keamanan pangan melalui pelatihan rutin dan penyediaan sumber daya yang tepat.

8. Operasi (Operation)

Klausul operasi mengharuskan organisasi menerapkan proses yang diperlukan agar FSMS berfungsi dengan baik. Ini mencakup analisis bahaya untuk mengidentifikasi risiko dan menetapkan titik kendali kritis (CCPs) berdasarkan prinsip HACCP. Dengan penerapan proses yang efektif, organisasi dapat memastikan produk pangan aman bagi konsumen.

9. Evaluasi Kinerja (Performance Evaluation)

Kemudian, klausul evaluasi kinerja fokus pada pemantauan dan analisis kinerja FSMS. Organisasi diwajibkan melakukan audit internal dan tinjauan manajemen untuk menilai efektivitas sistem. Pengukuran kinerja membantu mengidentifikasi area perbaikan dan memastikan FSMS berfungsi dengan baik.

10. Perbaikan, Peningkatan (Improvement)

Terakhir, klausul perbaikan menekankan pentingnya perbaikan berkelanjutan dalam FSMS. Organisasi harus menangani ketidaksesuaian yang ditemukan melalui audit dan mengambil tindakan korektif.

Dengan fokus pada perbaikan berkelanjutan, organisasi dapat meningkatkan efektivitas FSMS dan responsif terhadap perubahan di industri makanan.

Manfaat Mempelajari Klausul ISO 22000

Mempelajari setiap poin-poin klausul ISO 22000 merupakan hal yang penting sebelum menerapkan standar tersebut. Beberapa manfaatnya yaitu sebagai berikut:

  • Meningkatkan pemahaman internal seputar keamanan pangan.
  • Mengetahui bagian mana yang membutuhkan perhatian lebih dalam proses implementasi ISO.
  • Mengetahui persiapan apa saja yang harus dilakukan saat menerapkan standar ISO.
  • Meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi.
  • Mendorong budaya perbaikan berkelanjutan.
  • Meningkatkan kepercayaan pelanggan.
  • Memfasilitasi integrasi dengan sistem manajemen lain.

Itu dia penjelasan mengenai klausul ISO 22000, kami harap penjelasan ini bisa bermanfaat. Apakah perusahaan Anda akan menerapkan standar ISO yang satu ini untuk meningkatkan kualitas produksi atau kinerja?

Jika iya, maka Anda bisa berkonsultasi dulu dengan tim PT Smart Sertifikasi Indonesia. Kami menyediakan layanan jasa sertifikasi ISO 22000 lengkap dengan pendampingan untuk training, sosialisasi, dan persiapan lainnya.

Hubungi kami dan dapatkan informasi lebih lanjut mengenai layanan konsultan profesional supaya proses sertifikasi ISO menjadi lebih terencana, mudah, dan aman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Ada yang bisa dibantu?